Kualat, Sering-sering Tak Jum’atan .......






Belajar dari penduduk Ailah yang mata pencahariannya menangkap ikan di laut, lalu dikutuk menjadi kera karena durhaka meninggalkan ibadah Sabtuan, sungguh sebuah warning bagi kita umat Nabi Muhammad SAW yang punya syari’ah Jum’atan. Memang penduduk Ailah langsung dikutuk menjadi kera beneran, tapi umat sekarang tidak. Hanya dicap menjadi orang munafik.
Sesungguhnya dua kutukan itu sama saja. Dikutuk menjadi monyet adalah kutukan dalam bentuk fisik, sedangkan kutukan menjadi orang munafik adalah kutukan psikis atau moral. Memang umat sekarang tidak dikutuk fisik karena bukan eranya. Tapi moralnya rusak seperti moral monyet yang hewani. Artinya, orang yang sering meninggalkan ibadah jum’atan bisa jadi fisiknya tetap sebagai manusia, tapi hatinya seperti monyet. Sifat umum dari binatang adalah liar dan tidak bersyari’ah, sehingga hidup bebas melampiaskan nafsu biologis tanpa pandang halal atau haram. Sedangkan spesial monyet, setidaknya punya dua sifat khusus; Pertama, serakah dan kedua, ndableg.
Dalam menyikapi rejeki esok pagi, terdapat perbedaan pandang di antara makhluq di dunia ini. Ada makhluq yang cuek dan sama sekali tidak memikirkan rejeki esok pagi. Mereka pasrah kepada Tuhan yang yakin besok pasti bisa makan, meski tak tau apa yang bakal dimakan. Makanya, mereka bisa tidur nyenyak tanpa beban. Iinlah umumnya para hewan, termasuk burung, kambing, ikan, unggas dan berbagai hewan liar lain. Ada juga yang berpikir dan mempersiapkan makanan untuk hari esok atau nanti. Kelompok kedua ini tidak banyak, yakni: manusia, tikus, semut dan monyet. Manusia yang paling berpikir rejeki jauh sekali. Saking rakusnya, manusia tidak hanya mempersiapkan makanan untuk esok pagi, melainkan rejeki tujuh keturunannya kedepan sudah dipersiapkan. Sedangkan monyet, meski dia sudah kenyang-sekenyangnya, dia tidak mau berbagi. Makanan disimpan di kantung pipinya, lalu menjauh dari kawan.
Sedangkan kendablekan monyet nampak ketika dimarahi. Monyet yang sudah jinak, jika dimarahi pawangnya akan tertunduk diam, tapi matanya mecicil dan tengok-tengok. Begitulah sifat orang munafik yang susah mendengar nasehat. Andai terpaksa harus mendengarkan, maka dia tertunduk diam, tapi tolah-toleh. Nasehat masuk dari telinga kanan dan langsung keluar lewar telinga kiri. Bila kita kita sedang susah menerima nasehat atau tidak nyaman mendengarkan nasehat yang tertuju kepada kekurangan kita, maka itu tandanya kita sedang terkutuk sifat monyet.
Di kampung ada orang pinter, tapi kurang perhatian terhadap ibadah jum’ah.  Bahkan sering abai dengan sekian dalil agama, karena dia memang punya banyak dalil. Pada masa tuanya, lelaki itu nampak payah, tidak sehat, hingga makin malas ibadah. Sungguh dikhawatirkan mati su’ul khatimah. Na’udz billah

Comments

Popular Posts