Konflik Thailand-Kamboja Selesaikan Secara Pershabatan

Jakarta ( Berita ) :  Konflik dua negara anggota ASEAN, Thailand dan Kamboja, yang berawal dari sengketa perbatasan di mana candi Preah Vihear berada, sebaiknya diselesaikan secara persahabatan sehingga tidak berlarut-larut.
“Kami prihatin atas kejadian itu, dan kami sarankan agar konflik perbatasan itu segera bisa diselesaikan di meja perundingan dengan semangat persahabatan ASEAN,” kata Theo L. Sambuaga, ketua Komisi I DPR yang membidangi masalah-masalah luar negeri, di Jakarta, Jumat [08/08].
Ia menyatakan prihatin saat mendengar, angkatan bersenjata kedua negara telah berhadap-hadapan, dan mengimbau kedua pihak saling mengendalikan diri untuk tidak mencetuskan keributan.
“Kalau ketegangan itu berlarut-larut, kita khawatir akan terjadi ekskalasi. Konflik bersenjata jelas akan merugikan stabilitas kawasan Asia Tenggara. Karena itu, sebaiknya kita dorong mereka melakukan dialog,” katanya.
Menlu kedua negara, telah berupaya melakukan dialog, namun masalahnya belum terpecahkan. Ketua Komisi I mengharapkan, agar persoalan itu tidak dibawa ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Ketua DPP Partai Golkar ini berkeyakinan, konflik perbatasan kedua negara bisa diatasi dengan semangat bertetangga baik, apalagi dalam lingkup ASEAN.
Ia juga mengimbau negara-negara ASEAN untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi penyelesaian masalah yang dihadapi Thailand-Kamboja. “Kita akan siap kalau diminta sebagai penengah, tapi hendaknya jangan melibatkan pihak ketiga di luar ASEAN,” katanya.
Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga menilai konflik dapat dicairkan hanya melalui solusi politik. Ban Ki-moon menyatakan hal itu dalam pernyataan tertulisnya pada seminar Konferensi Internasional Cendekiawan Islam (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu pekan lalu.
Sementara itu, PM Kamboja Hun Sen juga berharap, Thailand dan Kamboja harus melupakan masa lalu dalam perselisihan atas candi Hindu berumur 900 tahun itu. “Kita tidak boleh membawa negara kita ke perang akibat sengketa di perbatasan kita,” kata Hun Sen,  dalam siaran langsung televisi baru-baru ini.
“Kita perlu tinggal bersama sebagai tetangga baik sampai puluhan ribu tahun mendatang. Kita perlu membatasi perselisihan kita dan mengutamakan kerjasama dwipihak, termasuk perdagangan,” katanya. Hun Sen juga mengharapkan pertemuan lagi antara kedua Menlu di Thailand pada 18 Agustus dapat membantu mempersempit perbedaan. ( ant )

Comments

Popular Posts