Binatang terkaya dan terkenal di dunia "KOMODO"

    

 KOMODO: "Selamat data ibuk bisa tunjukkan pasportnya??




Promosi Pulau Komodo Dengan Bersepeda
TUJUH orang pemuda berkostum merah putih itu berbaris di lapangan. Di samping mereka, berjejer tujuh buah sepeda yang siap dikayuh. Tak lama kemudian, upacara pelepasan pun berakhir. Setelah melakukan penghormatan, ketujuh pemuda ini mengayuh sepeda dan memulai perjalanan mereka.
Perjalanan yang mereka lakukan bukanlah perjalanan biasa. Ketujuh mahasiwa Fakultas Teknologi Geologi Unpad ini melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan sepeda. Mereka akan bersepeda dari Jatinangor, Kabupaten Sumedang, hingga ke Pulau Komodo di Nusa Tenggara Barat. Mereka adalah Luthfan Alhamra, Idnan Rinaldi, Aris Purnama, Agung Dwi Apriandi, Adi Budi Kusuma, Ahmad Saiful Muhtadi dan Aji Ekasapta.
Perjalanan ini merupakan agenda ekspedisi Health Safety and Environment (HSE) Fakultas Teknologi Geologi Unpad. HSE sendiri adalah departemen keselamatan di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Geologi Unpad. Tujuan ekspedisi adalah mempromosikan Pulau Komodo agar masuk menjadi salah satu tujuh keajaiban di dunia. Selain itu juga untuk membudayakan hidup sehat tanpa polusi.
Para mahasiswa yang masuk jadi tim ekspedisi ini terpilih dari tiga puluh orang pendaftar. Seleksi masuk tim pun tak sembarangan. Ada dua tahap seleksi yang mesti mereka ikuti. Pertama, tahap seleksi atlet. Setelah itu, baru diadakan seleksi tahap kedua, yakni pembekalan materi mengenai sepeda, rute, dan perjalanan.
Tentu kekuatan fisik dan pengetahuan soal sepeda dan jalur perjalanan harus mereka kuasai. Soalnya, ketujuh mahasiswa ini akan menempuh jarak 1.500 km. Berangkat pada tanggal 21 Januari 2011, setelah 21 hari menempuh perjalanan, mereka tiba di Pulau Komodo pada tanggal 10 Februari 2011.
Sabtu (26/2) lalu, bertempat di sebuah kafe di Jalan Hasanudin Bandung, Himpunan Mahasiswa Geologi Unpad menggelar syukuran kecil-kecilan untuk menyambut kedatangan tim ekspedisi HSE.
Anggota tim kemudian bercerita banyak soal pengalaman mereka selama bersepeda dari Jatinangor ke Pulau Komodo.
“Pengalaman paling berkesan waktu nanjak di Tanjakan Lumbir di daerah sebelum Wagon, Jawa Timur. Tanjakannya panjang, sekitar dua km. Apalagi waktu itu kita nanjaknya pas siang-siang. Jadi panasnya gila,” kenang Luthfan Alhamra, Ketua Tim Ekspedisi, beberapa waktu lalu.
Selain itu, mereka juga pernah terkena ombak besar ketika harus menyeberang dari Pulau Komodo ke Flores. “Kebetulan ada badai selama empat hari. Jadi nggak ada kapal feri yang nyeberang. Orang tua juga agak panik karena kita nggak bisa pulang,” kata Luthfan.
Selama melakukan perjalanan, mereka biasanya menginap di masjid atau di SPBU. Mereka hanya menginap di penginapan ketika sampai di kota-kota besar. Tim ekspedisi ini juga didampingi oleh tim kesehatan dan tim pemantau yang memantau perjalanan mereka.
Setiap harinya mereka memulai perjalanan pukul 07.00 pagi. Kemudian istirahat siang pada pukul 12.00. Mereka membatasi waktu perjalanan hingga pukul 17.00 sore karena perjalanan pada malam hari dianggap tidak efektif.
“Kesannya sih menyenangkan, bisa sekalian jalan-jalan sampai Flores. Biar pakai sepeda, tapi itu memacu adrenalin juga tuh. Cape-cape kan pakai sepeda, tapi bikin sehat juga. Makasih untuk HSE, beruntung saya bisa lolos seleksi. Kalau reaksi orang tua sih pertamanya kaget, ngapain jauh-jauh pakai sepeda. Tapi akhirnya mengizinkan juga karena acaranya jelas dan terjamin,” kata Saeful, salah satu anggota tim ekspedisi.
Ketujuh pemuda itu kini telah kembali dengan selamat ke Bandung. Ada kebanggaan yang terpancar dari wajah setiap anggota tim ekspedisi. Mereka berharap, misi membantu mempromosikan Pulau Komodo dan menularkan budaya hidup sehat, bisa berhasil dan ditiru kalangan anak muda. Dukungan dan promosi juga disampaikan oleh sobat argun dengan judul Komodo Island is the NEW 7 Wonders of The World

Comments

Popular Posts