BUKTI Bulan Terbelah PADA ZAMAN NABI MUHAMMAD S.A.W
Assalamualaikum Wr. Wb Pak ustadz saya mau tanya, apakah benar bulan pernah terbelah pada zaman Rasulullah? Dan apakah benar ada cerita tentang Rasulullah yang membelah bulan? Karena saya pernah membaca tulisan tentang adanya tanda-tanda dibulan yang menunujukkan kalo bulan pernah terbelah dan menyatu kembali. Hal ini diuraikan oleh ilmuwan Amerika. Saya pernah mencoba mencari dalam Al-Quran tentang hal itu. Namun disebutkan bahwa bulan akan terbelah pada hari kiamat. Sebenarnya bagaimana keadaan yang sesungguhnya? Mohon penjelasaanya. Terima kasih
jawaban
Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Bulan memang pernah terbelah di zaman Rasulullah SAW. Dan terbelahnya bulan merupakan salah satu bagian dari sekian banyak mukjizat beliau.
Allah SWT telah menegaskan hal ini di dalam Al-Quran Al-Kariem pada saat berfirman:
Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan (QS. Al-Qamar: 1)
Mukjizat terbelahnya bulan akan lebih terasa maknanya bila memang seseorang hidup di zaman Rasulullah SAW dan melihat langsung kejadiannya.
Sebab pada dasarnya fungsi sebuah mukjizat memang untuk melemahkan argumentasi orang kafir kepada risalah yang dibawa oleh seorang nabi. Dengan mukjizat itu diharapkan tidak akan ada lagi argumentasi yang bisa dikemukakan untuk tidak mau beriman.
Kalau seseorang melihat langsung bagaimana bulan di saat itu terbelah sebagai mukjizat seorang nabi, maka secara nalar tidak ada lagi alasan untuk tidak beriman kepada kenabian Muhammad SAW.
Tetapi untuk mereka yang tidak langsung menyaksikan mukjizat ghaib itu, misalnya untuk umat yang datang kemudian dan hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut, terkadang memang kurang efektif jadinya.
Sebab akan ada saja orang yang tidak mau percaya atas kejadian yang di luas kebiasaan itu. Akan ada sekian banyak alasan untuk tidak percaya adanya kejadian ghaib itu. Apalagi untuk percaya kepada kenabian Muhammad.
Lalu Apa Fungsi Mukjizat Kalau Begitu?
Fungsi mukjizat bagi kita umat Islam yang juga tidak menyaksikan langsung peristiwa ghaib itu, lebih merupakan ujian atas keimanan kita.
Intinya, apakah kita masih mau beriman kepada kitab suci dan hadits nabi yang menceritakan berbagai mukjizat itu atau tidak?
Kalau kita percaya keberadaan mukjizat itu, maka iman kita selamat. Tetapi kalau yang terjadi sebaliknya, maka jelaslah ada yang kurang beres dalam sistem aqidah kita, terutama tentang konsep iman kepada Quran dan Sunnah.
Lihatlah bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ''anhumembenarkan mu''jizat Ira'' Mi''raj di saat orang-orang kafir menolak mentah-mentah kabar dari Nabi bahwa beliau baru saja menempuh jarak yang jauh. Itulah ujian keimanan buat Abu Bakar, beliau selalu membenarkan apa pun yang dikatakan oleh Nabi.
Sebagai muslim, salah satu syarat utama yang harus kita miliki adalah beriman kepada kitab suci Al-Quran. Dan urusan bulan terbelah, Al-Quran sejak 1400-n tahun yang lalu sudah bicara.
Kalau hari ini ada pihak-pihak yang tidak mau percaya, tentu tidak mengapa. Kita tidak usah sakit hati. Biarkan saja mereka tidak mau percaya mu''jizat.
Toh, sejak zaman dahulu memang sudah banyak orang yang tidak percaya.
Lihatlah Abu Jahal, Abu Lahab dan para gembong kafr Quraisy lainnya, bukankah mereka sejak awal tidak pernah mau percaya keberadaan mukjizat nabi? Padahal mereka melihat langsung.
Jadi kalau hari ini ada orang yang meniru jejak langkah mereka, tentu bukan hal yang aneh lagi.
Namun buat kita yang masih punya iman, urusan mu''jizat itu tidak akan kita permasalahkan. Apalagi Al-Quran sudah menyebutkannya.
..Apa sih susahnya sekedar mempercayai Al-Quran?
Lalu apa gunanya ingkar kepada mukjizat dengan alasan tidak sesuai dengan iptek? Apakah iptek itu punya level kebenaran mutlak? Tentu tidak.
Lihat Mukjizat Tapi Kufur Jalan Terus
Terkadang yang namanya orang kafir, memang mau diapain juga tetap saja kafir. Seringkali meski sudah melihat langsung mukjizat seorang nabi, mereka tetap saja tidak mau percaya atas kenabiannya.
Misalnya saja mukjizat Isra'' Mi''raj yang luar biasa itu, Seharusnya penduduk Makkah tambah beriman. Tapi alih-alih tambah beriman, para gembong kafir Quraisy malah tambah kufur.
Kecuali dalam beberapa kasus, seperti masuk Islamnya para penyihir Fir''aun setelah melihat mukjizat Allah yang diberikan kepada Nabi Musa.
Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa".(QS. Thaha: 70)
Beruntunglah para penyihir Fir''aun, meski awalnya mereka kafir dan jadi cecunguk Fir''aun, namun mendapat kesempatan untuk melihat langsung mukjizat yang bersifat ghaib itu.
Dan keberuntungan mereka menjadi berlipat manakala mereka mengaku kalah dan tunduk serta patuh diteruskan dengan beriman kepada Musa.
Kenapa kami katakan beruntung? Karena kalau kita hitung-hitung, jarang-jarang ada orang kafir yang melihat mukjizat lalu mau beriman.
Dan kalau hari ini ada orang yang mengaku sebagai umat Muhammad, tapi mengingkari kemukjizatan beliau, perlu kita kasihani. Sebab nasib mereka tidak seberuntung para penyihir Fir''aun.
Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
blog anda bagus>>>
ReplyDeletesaya ajungi jempol!!!!
dan saya hanya sekedar mampir ya sekalian blogwalking!!!
jika bernit liat blog saya kunjungin balik jja!!!!